Berinteraksi
Secara kasat mata, interaksi sosial terlihat sederhana. Orang bertemu kemudian saling berbicara atau sekadar bertatap muka. Padahal, interaksi sosial merupakan proses yang cukup kompleks karena dilandasi oleh beberapa faktor psikologis, yaitu imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati. Faktor-faktor itu dapat berdiri sendiri atau berfungsi bersama-sama sebagai dasar terjadinya interaksi sosial.
Imitasi
Imitasi adalah tindakan meniru orang lain. Imitasi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir, serta apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang.
Imitasi mempunyai peran yang sangat penting dalam interaksi sosial, yaitu mendorong seseorang untuk mematuhi norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Contohnya, seorang anak akan meniru orang dewasa yang menyeberang jalan melalui jembatan penyeberangan. Namun, imitasi juga dapat menghasilkan tindakan negatif jika yang ditiru adalah tindakan yang menyimpang dari nilai dan norma di masyarakat. Contohnya, seorang pemuda meniru ayahnya yang perokok atau seorang pelajar yang meniru temannya membolos.
Sugesti
Sugesti berlangsung ketika seseorang memberi pandangan atau pernyataan sikap yang dianutnya dan diterima oleh orang lain. Sugesti biasanya muncul ketika si penerima sugesti tidak dapat berpikir rasional. la akan langsung menerima segala anjuran atau nasihat yang diberikan dan meyakini kebenarannya.
Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi karena dapat membentuk kepribadian seseorang. Orang melakukan proses identifikasi karena memerlukan tipe ideal tertentu dalam kehidupannya. Contoh identifikasi adalah seorang anak yang mengidolakan ibunya. la berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ibunya karena menganggap sikap, perilaku, dan nilai yang dimiliki oleh sang ibu merupakan tipe ideal dan berguna sebagai penuntun hidupnya.
Proses identifikasi dapat berlangsung secara sengaja atau tidak sengaja. Meskipun tidak sengaja, pelaku identifikasi benar-benar mengenal orang yang ia identifikasi sehingga sikap atau pandangan orang tersebut benar-benar ia hayati. Contohnya, pemain bulu tangkis junior memiliki pemain idola. Setiap kali idolanya bertanding, ia akan mengamati secara cermat bagaimana gaya dan strategi bermain idolanya. Ia kemudian meniru dan yakin bisa menjadi seperti idolanya.
Simpati
Simpati merupakan kondisi ketertarikan seseorang kepada orang lain. Ketika bersimpati, seseorang menempatkan dirinya dalam keadaan orang lain dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain. Dalam proses ini, perasaan berperan penting walaupun alasan utamanya adalah keinginan memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Contohnya, ketika ada tetangga yang sedang tertimpa musibah, kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya. Umumnya, simpati lebih banyak terjadi pada hubungan teman sebaya, hubungan ketetanggaan, atau hubungan pekerjaan.
Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat memengaruhi kondisi fisik dan jiwa seseorang. Contohnya, seorang ibu yang ikut merasakan penderitaan anaknya yang mengidap kanker darah. Ibu tersebut sangat sedih sehingga ia pun jatuh sakit. Contoh lain, seorang pria jatuh sakit karena selalu membayangkan tabrakan beruntun yang telah menewaskan anggota keluarganya.
Faktor-faktor yang diuraikan tersebut (imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati) merupakan faktor minimal bagi proses interaksi sosial. Pengaruh simpati, empati, dan identifikasi memang lebih besar, namun proses ketiga faktor tersebut lebih lambat daripada sugesti dan imitasi. Sebaliknya, pengaruh sugesti dan imitasi kurang mendalam, namun proses mereka lebih cepat. Kelima faktor tersebut cenderung berasal dari satu pihak individu dan bersifat psikologis.
Sunday, 23 September 2018
FAKTOR FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL BESERTA PENJELASAN
✔
Admin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)