Saturday, 22 September 2018

SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL MENURUT SOERJONO SOEKANTO

Sambangi Sukabumi, Jokowi Berinteraksi dengan Remaja GenRe

Kontak Sosial
Kata "kontak" diturunkan dari bahasa Latin: cum yang berarti bersamasama dan tangere yang berarti menyentuh. Jadi, kontak berarti bersamasama menyentuh. Secara sosiologis, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik sebab orang dapat melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa saling menyentuh, misalnya berbicara melalui telepon atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik bukanlah syarat mutlak terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

  1. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada pertentangan atau konflik.
  2. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi ketika para peserta interaksi bertatap muka secara langsung. Contohnya, kontak antara guru dan murid di kelas, penjual dan pembeli di pasar, atau antara ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi ketika interaksi berlangsung melalui perantara, misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat pula dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung terjadi, misalnya, ketika ketua RW mengundang ketua RT untuk datang ke rumahnya melalui telepon. Kontak sekunder tidak langsung terjadi ketika ketua RW meminta sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya.


Komunikasi
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Hal terpenting dalam komunikasi adalah kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Berikut ini adalah lima unsur pokok dalam komunikasi :
  1. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
  2. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang menerima pesan, pikiran, atau perasaan.
  3. Pesan, yaitu sesuai yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, atau perasaan.
  4. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, atau film.
  5. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
Kelima unsur pokok itu berperan dalam tiga tahap komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Encoding (pembuatan kode). Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
  2. Penyampaian. Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah berwujud kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, atau gabungan dari keduanya. Decoding (pemecahan kode). Pada tahap ini, komunikan mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima berdasarkan pengalaman yang dimiliki.
Kontak sosial dapat terjadi tanpa komunikasi. Contohnya, seseorang erbicara dalam bahasa Batak kepada orang yang hanya mengerti bahasa Sunda. alam kasus tersebut, kontak sosial sudah terjadi tetapi tidak terjadi komunikasi karena komunikan tidak dapat memahami apa yang ingin disampaikan oleh komunikator. Dengan demikian, kontak sosial tanpa komunikasi tidak berarti apa-apa dalam suatu interaksi sosial.

Sebuah hubungan bisa disebut interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri berikut.
  1. Adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya.
  2. Interaksi harus berpedoman kepada norma-norma atau kaidah sebagai acuan.
  3. Adanya reaksi dari pihak lain atas komunikasi tersebut.
  4. Harus mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
  5. Interaksi sosial bersifat positif, dinamis, dan berkesinambungan.
Syarat terjadinya interaksi sosial menurut Soekanto adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial bisa terjadi tanpa adanya komunikasi, tetapi tanpa komunikasi, kontak sosial tidak bermakna apa-apa dalam sebuah interaksi karena masing-masing pihak tidak bisa saling memahami maksud dan perasaan masing-masing.
Interaksi sosial hanya berlangsung jika terjadi aksi dan reaksi dari kedua belah pihak, baik antarindividu, individu dan kelompok, atau antarkelompok.