![]() |
Masa Orientasi Siswa adalah kegiatan yang ditujukan untuk mensosialisasikan nilai, aturan, dan kebiasaan yang berlaku di sekolah kepada siswa-siswi baru. |
1. Hakikat Sosialisasi
Anda tentu masih ingat saat pertama kali masuk SMA atau MA. Banyak hal baru yang harus Anda pelajari. Contohnya, norma atau aturan-aturan yang berlaku di sekolah. Oleh karena itu, di beberapa sekolah diadakan kegiatan yang disebut Masa Orientasi Siswa. Dalam kegiatan tersebut, siswa-siswa baru diperkenalkan dengan berbagai aturan, nilai, dan kebiasaan yang berlaku di sekolah. Contohnya, tata cara peminjaman buku di perpustakaan dan cara pemanfaatan fasilitas-fasilitas sekolah, seperti sarana olah raga dan laboratorium.
Sama seperti siswa di sekolah, karyawan baru di suatu perusahaan pun mengikuti masa orientasi yang dikenal dengan masa training. Dalam masa tersebut, ia akan mempelajari cara-cara atau aturan yang berlaku di perusahaan tempatnya bekerja.
Anda tentu pernah memerhatikan binatang peliharaan, seperti kucing, ayam, atau burung. Binatang-binatang ini mencari makan dan mengasuh anaknya dengan cara yang berbeda, namun relatif sama dengan sesama jenisnya. Cara seekor kucing mengasuh anaknya tentu relatif sama dengan kucing lainnya. Demikian pula dengan ayam atau burung. Perilaku binatangbinatang ini tidak didasarkan pada kehendak bebas, tetapi didasarkan pada naluri. Contohnya, seekor kucing memelihara anaknya bukan karena kesadaran untuk meneruskan keturunan, tetapi karena naluri alamiahnya.
Berbeda dengan binatang, manusia harus memutuskan apa yang dilakukannya. Keputusan itu didasari oleh rasionalitas bahwa suatu hal harus dilakukan karena baik bagi dirinya dan hal lain tidak dilakukan karena tidak baik bagi dirinya atau orang lain. Contohnya, seorang siswa belajar dengan giat karena ia sadar hal itu baik dan berguna bagi masa depannya.
Keputusan yang dinilai baik akan menjadi kebiasaan yang diikuti oleh individu-individu lain. Kebiasaan-kebiasaan ini kemudian ditegakkan menjadi bagian dari kebudayaan kelompok atau masyarakat tersebut. Contohnya, keputusan untuk menuntut ilmu dilihat dan dirasa baik serta berguna bagi seseorang sehingga diikuti banyak orang. Keputusan ini kemudian menjadi kebiasaan dan kebudayaan kelompok atau masyarakat tersebut.
Kebiasaan suatu kelompok manusia dapat berbeda dengan kelompok lain. Kebiasaan yang berbeda tersebut mencakup bidang pendidikan, ekonomi, kekerabatan, agama, dan politik. Oleh karena itu, kita sering menjumpai perbedaan kebiasaan dalam kelompok-kelompok masyarakat. Contohnya, ada kelompok yang tidak membedakan penggunaan tangan kiri atau kanan untuk memberi atau menerima sesuatu. Namun, ada pula yang memilih hanya menggunakan tangan kanan karena dinilai lebih sopan.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut umumnya ditanamkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Tujuannya adalah agar anggota kelompok atau masyarakal dari generasi berikutnya dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebiasaan (nilai dan norma) yang dianut kelompok atau masyarakat tersebut.
2. Pengertian Sosialisasi Menurut Para Ahli
Dalam sosiologi, penanaman atau proses belajar kebiasaan-kebiasaan di dalam suatu kelompok atau masyarakat disebut sosialisasi. Ada banyak pendapat tentang sosialisasi. Di antaranya sebagai berikut.
- Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang dapat berpartisipasi di dalam masyarakat.
- David A. Goslin mendefinisikan sosialisasi sebagai proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat.
- Menurut Anthony Giddens, sosialisasi adalah proses di mana seorang anak, atau anggota baru dalam suatu kelompok, belajar tentang cara hidup suatu masyarakat atau kelompok
- Koentjaraningrat mendefinisikan sosialisasi sebagai proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial, di mana seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekelilingnya.
- Carol R. Ember melihat bahwa sosialisasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perkembangan pola kelakuan, tingkah laku, dan nilai, dalam diri seseorang sesuai dengan harapan masyarakatnya.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan atau norma dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Menurut sejumlah sosiolog, hal yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran, yaitu bagaimana seseorang berperan sesuai dengan nilai, kebiasaan, dan norma yang berlaku dalam masyarakat atau kelompoknya. Sementara itu, beberapa tokoh lain seperti Goslin mengemukakan bahwa yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah nilai dan norma sosial. Oleh sebab itu, teori sosialisasi dari sejumlah tokoh sosiologi merupakan teori peran (role theory).