Saturday, 11 April 2020

HAKIKAT PENGENDALIAN SOSIAL

contoh pengendalian sosial

Norma sosial ini tumbuh melalui proses sosialisasi. Dalam proses sosialisasi ditentukan perilaku yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan yang benar dan yang salah. Tujuannya agar tercipta sebuah keteraturan sosisi Dalam proses tersebut, setiap individu sebagai anggota masyarakat menerima aturan dan nilai yang telah ada dalam masyarakat sebagai standar perilaku.

Sebagai makhluk dinamis, setiap individu dalam masyarakat akan selalu berkembang. Individu-individu tersebut akan saling berinteraksi satu sama lain sehingga menghasilkan perubahan sosial, baik berupa kemajuan maupun kemunduran. Perubahan-perubahan itu dapat mengubah tatanan sosial yang sudah ada sehingga menimbulkan ketidakseimbangan sistem sosial. Contoh terjadinya dekadensi moral berupa seks bebas. Kaum muda tidak lagi melihat seks sebagai proses reproduksi manusia yang sakral, tetapi hanya sebagai rekreasi. Umumnya mereka tidak merasa khawatir pada kehamilan di luar nikah karena telah tersedia alat-alat kontrasepsi. Perubahan seperti ini jelas mengganggu keseimbangan sosial dalam masyarakat yang menjunjung tinggi norma kesusilaan dan norma agama.

Meskipun demikian, pada dasarnya masyarakat akan selalu membutuhkan keteraturan sosial. Oleh karena itu, pada tahap tertentu, masyarakat akan dapat mengembalikan keadaan menjadi seimbang. Masyarakat akan berupaya untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga keseimbangan sosial dapat terwujud kembali. Upaya-upaya itu disebut juga dengan pengendalian sosial. Dengan demikian, pengendalian sosial merupakan mekanisme untuk mencegah penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak menurut norma dan nilai yang telah melembaga.

Menurut Peter Berger, pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang. Sementara itu, Joseph Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana yang cenderung menganjurkan, membujuk, atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok. Roucek menyebutkan beberapa cara pemaksaan konformitas perilaku antara lain melalui mekanisme desas-desus, mengolok-olok, mengucilkan, dan menyakiti. Sosiolog lain juga mengemukakan beberapa cara dan teknik pengendalian sosial lain, misalnya ideologi, bahasa, seni, rekreasi, organisasi rahasia, cara-cara tanpa kekerasan, kekerasan dan teror, pengendalian ekonomi, serta perencanaan ekonomi dan sosial.

Para sosiolog menggunakan istilah pengendalian sosial untuk meng gambarkan segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat yang bersangkutan. Banyak cara yang digunakan untuk memaksa individu agar taat pada sejumlah peraturan. Contoh, homoseksual lesbian bagi masyarakat desa dinilai sangat tabu dan dianggap melanggar adat. Si pelaku yang tertangkap basah melakukan hal tersebut harus siap menghadapi risiko digosipkan, dikucilkan, atau mungkin diarak keliling kampung. Mengapa demikian? Karena homoseksual/lesbian merupakan aib di masyarakat yang tidak dapat ditolerir. Bahkan, sanksinya bisa berupa pengusiran dari kampung. Sanksi demikian sudah termasuk ke dalam pengendalian sosial, yakni berupa hukum adat.