Saturday, 13 November 2021

PENGERTIAN LEMBAGA SOSIAL


lstilah lembaga sosial merupakan terjemahan dari istilah bahasa lnggris social institution yang merujuk pada dua pengertian, yakni sistem nilai dan norma-norma sosial serta bentuk atau organ sosial. Dalam bahasa Indonesia, para pakar belum sepakat untuk menerjemahkan istilah social institution ini ke dalam suatu istilah yang baku. Pada umumnya, mereka menerjemahkannya berdasarkan aspek mana yang lebih diutamakan. Koentjaraningrat, misalnya, lebih mengutamakan sistem nilai dan norma sehingga ia menerjemahkan social institution sebagai pranata sosial. 


Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menerjemahkan social institution sebagai lembaga kemasyarakatan. Kata lembaga dianggap tepat karena menunjuk pada suatu bentuk dan juga mengandung pengertian abstrak tentang adanya kaidah-kaidah. Hal yang sama juga dikemukakan Soerjono Soekanto. la lebih memilih istilah lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial untuk menerjemahkan social institution. Menurut Soekanto, pengertian lembaga lebih menunjuk pada sesuatu bentuk, sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dan peraturan tertentu yang menjadi ciri lembaga tersebut.


Dalam buku ini, kita akan menggunakan istilah lembaga sosial untuk menggambarkan pengertian social institution. Lantas, bagaimana pandangan para pakar tentang pengertian lembaga sosial?


Ada beberapa definisi lembaga sosial menurut para sosiolog.

1. Menurut Paul Horton dan Chester L. Hunt, lembaga sosial adalah sistem norma-norma sosial dan hubungan-hubungan yang menyatukan nilai-nilai dan prosedur-prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

2. Menurut Peter L. Berger, lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan masyarakat.

3. Menurut Mayor Polak, lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan-peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting.

4. Menurut W. Hamilton, lembaga sosial adalah tata cara kehidupan kelompok, yang apabila dilanggar akan dijatuhi pelbagai derajat sanksi.

5. Menurut Robert Maciver dan C.H. Page, lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.

6. Menurut Leopold Von Wiese dan Becker, lembaga sosial adalah jaringan proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya .

7. Menurut Koentjaraningrat, lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia.

8. Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.


Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa lembaga sosial berkaitan dengan hal-hal berikut.

1. Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung, dan memengaruhi.

2. Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah, dan dipertahankan sesuai dengan kebutuhan hidup.

3. Seperangkat norma yang mengatur hubungan antarwarga masyarakat agar dapat berjalan dengan tertib dan teratur.


Lembaga sosial merupakan wadah dari sekumpulan norma atau kaidah yang mengatur pendukungnya dalam rangka mewujudkan kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus. Norma itu bersifat abstrak (immaterial) dan merupakan aplikasi dari nilai yang hidup dalam masyarakat, sehingga lembaga sosial merupakan sistem gagasan terorganisasi yang ikut serta dalam perilaku. Lembaga sosial dipandang oleh semua pihak yang berkepentingan sebagai suatu bentuk cara hidup dan bertindak yang mengikat. Pengikut suatu lembaga sosial menyadari bahwa kegiatan yang dilakukan dalam suatu situasi harus disesuaikan dengan peraturan lembaga tersebut. Pelanggaran terhadap norma atau aturan dalam lembaga akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkatannya. 


Untuk memfungsikan sekumpulan norma atau gagasan perilaku itu, setiap lembaga sosial memiliki beberapa asosiasi atau organisasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikah tabel berikut ini.



Tabel di atas menunjukkan adanya hubungan yang erat antara lembaga sosial dan asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki perangkat peraturan, aturan main (tata tertib) yang disebut lembaga sosial. Asosiasi juga memiliki anggota dan tujuan yang jelas. Jadi, lembaga sosial bersifat abstrak. Sebaliknya, asosiasi bersifat konkret.